Banyak orang memutuskan membuat website karena melihat kompetitor sudah punya, karena merasa “harus ada”, atau hanya mengikuti tren digital. Akibatnya, website jadi sekadar formalitas, tampilannya ada, menunya lengkap, tetapi tidak memberikan dampak nyata bagi bisnis.
Di sisi lain, ada juga yang membuat website dengan konsep yang terlalu luas. Semua informasi dimasukkan, semua menu dibuat, semua tujuan ingin dicapai sekaligus. Hasilnya? Pengunjung kebingungan, pesan tidak jelas, dan website tidak bekerja sebagai mesin bisnis.
Padahal, efektivitas sebuah website ditentukan sejak langkah pertama, tujuan apa yang ingin dicapai? Apakah ingin membangun branding? Menjual Menampilkan portofolio? Atau memberikan edukasi?
Mengapa Menentukan Tujuan Website Sangat Penting
Sebelum membahas jenis-jenis tujuan website, penting untuk memahami dulu mengapa langkah ini menjadi fondasi utama dalam proses pembuatan website. Banyak proyek website gagal bukan karena teknis, tetapi karena sejak awal tidak ada arah yang jelas. Berikut alasan praktisnya:
- Mengarahkan Desain dan Pengalaman Pengguna
Tujuan website menentukan bagaimana tampilan dan struktur halaman dibangun. Website penjualan butuh CTA yang kuat dan navigasi sederhana. Website branding butuh visual dan storytelling yang konsisten.
Tanpa tujuan, desain menjadi acak dan tidak mendukung hasil bisnis. - Menentukan Gaya Komunikasi dan Jenis Konten
Konten untuk tujuan branding pasti berbeda dengan konten edukasi atau portofolio. Tujuan yang jelas memastikan bahasa, tone, dan bentuk konten tetap selaras sehingga pesan terekam dengan baik oleh pengunjung. - Menentukan Fitur yang Benar-Benar Dibutuhkan
Tanpa tujuan, orang cenderung menambahkan banyak fitur yang tidak relevan. Tujuan yang tepat membantu menentukan fitur inti: formulir, landing page, galeri, blog, katalog produk, atau halaman penawaran. - Meningkatkan Peluang Konversi
Website yang memiliki tujuan jelas membuat pengunjung lebih mudah memahami langkah selanjutnya.
Alur pengunjung menjadi lebih terarah: membaca informasi → memahami nilai → melakukan aksi. - Menghemat Waktu dan Biaya Pengembangan
Website dengan tujuan jelas akan lebih fokus, sehingga proses pengerjaan cepat, biaya lebih terkontrol, dan hasilnya tepat sasaran. Website tanpa arah justru sering memakan revisi berkali-kali.
Empat Tujuan Utama Website
Tujuan website bukan sekadar “ingin punya tempat online”. Setiap bisnis atau personal brand punya kebutuhan yang berbeda. Secara umum, ada empat tujuan utama yang paling sering digunakan dan terbukti efektif: Branding, Penjualan, Portofolio, dan Edukasi. Berikut penjelasan lengkapnya.
1. Website untuk Branding
Website branding bertujuan membangun persepsi, kepercayaan, dan identitas profesional. Fokusnya bukan pada transaksi langsung, tetapi memperkuat bagaimana publik melihat Anda.
Ciri-ciri Website Branding:
- Visual kuat dan konsisten dengan identitas brand.
- Menonjolkan cerita brand, nilai, dan filosofi.
- Bahasa yang terasa personal dan menyakinkan.
Fitur penting:
- Halaman Profil / Tentang Kami.
- Story brand atau perjalanan usaha.
- Testimoni atau bukti sosial.
- Galeri atau dokumentasi.
- Media kit atau halaman publikasi.
Cocok untuk:
- Personal brand.
- UMKM yang ingin terlihat profesional.
- Organisasi atau lembaga.
Kesalahan umum:
- Desain tidak konsisten sehingga pesan brand melemah.
- Terlalu banyak elemen sehingga pengunjung tidak menangkap inti brand.
2. Website untuk Penjualan / Konversi
Tujuan utama website ini adalah menghasilkan leads, pelanggan, atau transaksi. Fokusnya pada kejelasan pesan dan kecepatan pengunjung melakukan tindakan.
Ciri-ciri Website Penjualan:
- Judul jelas, ringkas, dan langsung menjawab kebutuhan pengunjung.
- Terdapat CTA yang kuat dan muncul di beberapa bagian.
- Struktur halaman diarahkan ke satu aksi utama.
Fitur penting:
- Landing page penawaran.
- Formulir kontak, booking, atau konsultasi.
- Tombol WhatsApp atau chat.
- Sistem checkout (untuk produk digital/fisik).
- Integrasi payment atau e-commerce.
Cocok untuk:
- Jasa profesional (konsultan, terapis, instruktur).
- UMKM yang menjual produk/layanan.
- Bisnis yang fokus pada lead generation.
Kesalahan umum:
- Terlalu banyak menu atau distraksi.
- Tidak ada CTA utama sehingga pengunjung bingung harus melakukan apa.
3. Website untuk Portofolio
Website portofolio berfungsi menampilkan karya, hasil pekerjaan, dan bukti kompetensi secara visual dan terstruktur.
Ciri-ciri Website Portofolio:
- Tampilan bersih dan fokus pada karya.
- Navigasi ringkas.
- Informasi karya diberi konteks (bukan hanya foto).
Fitur penting:
- Galeri visual.
- Daftar proyek + deskripsi singkat.
- Halaman studi kasus.
- Kontak atau form booking.
Cocok untuk:
- Freelancer creative.
- Fotografer, videografer, desainer.
- Agensi, arsitek, developer, dan industri kreatif lainnya.
Kesalahan umum:
- Hanya menampilkan gambar tanpa cerita.
- Tidak menampilkan proses, tantangan, atau hasil yang dicapai.
4. Website untuk Edukasi
Website edukasi dirancang untuk memberikan pengetahuan, panduan, dan informasi yang terstruktur. Website tipe ini juga bagus untuk strategi content marketing.
Ciri-ciri Website Edukasi:
- Punya sistem kategori yang jelas.
- Tulisan mudah dipahami dan berorientasi solusi.
- Fokus menyediakan jawaban atas masalah pengunjung.
Fitur penting:
- Blog atau artikel.
- Halaman kategori dan tag.
- Fitur pencarian.
- Struktur konten yang SEO-friendly.
Cocok untuk:
- Komunitas.
- Organisasi pendidikan.
- Personal brand / bisnis yang melakukan edukasi lewat konten.
- Perusahaan yang membangun reputasi lewat artikel.
Kesalahan umum:
- Konten banyak tapi tidak jelas arahnya.
- Tidak ada kaitan antara edukasi dan tujuan bisnis utama.
Checklist Menentukan Tujuan Website
Menentukan tujuan website tidak harus rumit. Anda hanya perlu menjawab beberapa pertanyaan inti yang membantu mengukur kebutuhan dan prioritas bisnis. Checklist berikut dapat digunakan sebelum memulai proses pembuatan website.
√ 1. Apa hasil utama yang ingin Anda capai dalam 6–12 bulan ke depan?
- Meningkatkan awareness?
- Meningkatkan penjualan?
- Membangun kredibilitas?
- Mengedukasi audiens?
Jawaban ini menjadi arah utama website.
√ 2. Apa kebutuhan terbesar audiens Anda?
- Mereka butuh informasi cepat?
- Mereka ingin membandingkan layanan/produk?
- Mereka ingin melihat hasil kerja Anda?
- Mereka mencari solusi melalui artikel atau panduan?
Tujuan website harus selaras dengan kebutuhan pengunjung.
√ 3. Apakah bisnis Anda memerlukan funnel penjualan yang jelas?
Jika ya, website harus fokus pada konversi, dengan CTA dan landing page yang jelas.
√ 4. Apakah Anda berencana mengelola konten secara rutin?
Jika iya: website edukasi atau blog sangat sesuai.
Jika tidak: fokus pada struktur statis (branding atau portofolio).
√ 5. Seberapa penting tampilan visual dalam bisnis Anda?
Untuk bisnis kreatif, tampilan visual adalah prioritas utama.
Untuk bisnis jasa, yang penting adalah kejelasan pesan dan funnel.
√ 6. Apakah produk atau layanan Anda dijual secara langsung?
Jika iya, Anda butuh website dengan fitur penjualan: form, WA, atau checkout.
√ 7. Untuk personal brand: posisi apa yang ingin Anda bangun?
Apakah Anda ingin dikenal sebagai ahli, kreator, atau figur publik?
Tujuan website branding + edukasi biasanya paling cocok.
√ 8. Apakah website akan menjadi aset jangka panjang?
Jika ya, maka struktur harus scalable: blog, kategori, portofolio, atau landing page tambahan.
Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, Anda akan mendapatkan gambaran yang jauh lebih jelas mengenai tujuan utama website dan fitur apa yang harus diprioritaskan.
Contoh Kasus Pemilihan Tujuan Website
Agar pembaca lebih mudah memahami perbedaan tujuan website, berikut beberapa contoh kasus nyata yang sering terjadi dalam UMKM, personal brand, dan profesional.
1. UMKM F&B: Fokus ke Penjualan + Branding Pendukung
UMKM kuliner biasanya membutuhkan website yang mampu:
- menampilkan menu, harga, dan foto produk,
- memudahkan pemesanan melalui WhatsApp/checkout,
- memperkuat kepercayaan lewat review dan foto outlet.
Tujuan utama: Penjualan.
Tujuan pendukung: Branding.
2. Konsultan Profesional: Branding + Lead Generation
Seorang konsultan pajak, digital marketer, atau terapis membutuhkan:
- profil profesional yang kuat,
- layanan yang dijelaskan secara jelas,
- CTA untuk booking konsultasi,
- testimoni dan bukti sosial.
Tujuan utama: Branding profesional.
Tujuan pendukung: Penjualan (lead generation).
3. Fotografer / Videografer: Portofolio + Edukasi Ringan
Pekerja kreatif membutuhkan tempat untuk menampilkan karya secara menarik:
- galeri foto/video,
- detail proyek,
- cerita di balik karya,
- artikel tips fotografi untuk menarik audiens baru.
Tujuan utama: Portofolio.
Tujuan pendukung: Edukasi (content marketing).
4. Komunitas Lokal: Edukasi + Profil Organisasi
- Komunitas, yayasan, atau lembaga sosial biasanya:
- menyediakan artikel atau informasi kegiatan,
- menyusun dokumentasi acara,
- menyediakan informasi kontak atau donasi.
Tujuan utama: Edukasi dan informasi.
Tujuan pendukung: Branding lembaga.
5. Personal Brand: Branding + Blog
Personal brand yang ingin membangun reputasi online biasanya:
- menampilkan story, perjalanan karier, dan value,
- membuat artikel edukatif untuk membangun otoritas,
- menyertakan CTA konsultasi atau portofolio.
Tujuan utama: Branding.
Tujuan pendukung: Edukasi untuk memperkuat reputasi.
Kombinasi Tujuan: Boleh atau Tidak?
Dalam praktiknya, banyak bisnis membutuhkan lebih dari satu tujuan dalam website. Pertanyaannya: apakah kombinasi tujuan boleh? Jawabannya boleh, tetapi harus dilakukan dengan strategi yang tepat. Tanpa prioritas yang jelas, website akan terlihat membingungkan dan tidak fokus.
Berikut prinsip dan praktik terbaik dalam menggabungkan tujuan website.
1. Kombinasi Boleh, tetapi Harus Ada Satu Tujuan Utama
Website yang mencoba menjadi “segalanya” biasanya gagal memberikan hasil.
Prinsipnya sederhana: tentukan tujuan utama (80%) dan tujuan pendukung (20%).
Contoh:
- Website penjualan dengan elemen edukasi sebagai pendukung.
- Website branding dengan blog sebagai pendukung SEO.
2. Kombinasi yang Paling Umum dan Efektif
Branding + Penjualan
Cocok untuk UMKM dan bisnis jasa.
Website menjelaskan siapa Anda, memberikan kepercayaan, lalu mengajak pengunjung untuk melakukan tindakan.
Portofolio + Branding
Cocok untuk profesional kreatif.
Karya ditampilkan, tetapi disertai narasi dan identitas brand yang kuat.
Branding + Edukasi
Cocok untuk personal brand, mentor, atau ahli. Edukasi memperkuat reputasi dan kredibilitas.
Penjualan + Edukasi
Cocok untuk bisnis yang membutuhkan strategi konten, seperti software, klinik, atau agensi. Edukasi membantu pengunjung memahami nilai penawaran.
3. Kombinasi yang Sebaiknya Dihindari
Portofolio + Penjualan Full
Portofolio dan penjualan bisa digabung, tetapi jika dibuat 50/50 akan membingungkan. Pengunjung tidak tahu apakah harus melihat karya dulu atau langsung membeli.
Solusi: Tetap tentukan prioritas, misalnya portofolio sebagai fokus, penjualan sebagai CTA yang muncul natural.
Eduksi + Penjualan Tanpa Struktur
Jika artikel edukasi terlalu banyak, pengunjung bisa “tenggelam” dalam konten dan lupa bahwa ada layanan yang bisa dibeli.
Solusi: sisipkan CTA halus dan struktur kategori yang jelas.
4. Kapan Kombinasi Lebih Baik Daripada Satu Tujuan Saja?
- Bisnis Anda berkembang dan butuh fleksibilitas.
- Anda ingin menargetkan audiens berbeda, misalnya pembaca artikel dan calon klien.
- Anda ingin meningkatkan brand awareness sambil meraih konversi jangka pendek.
- Anda ingin mempersiapkan website sebagai aset jangka panjang.
5. Rekomendasi Utama: Pilih Tujuan Dominan
Tujuan pendukung penting, tetapi jangan mengubah struktur utama website. Desain, navigasi, dan alur pengunjung harus tetap mengikuti tujuan dominan.
Rekomendasi Struktur Website Berdasarkan Tujuan
Setiap tujuan website membutuhkan struktur halaman yang berbeda. Struktur ini membantu pengunjung memahami informasi secara cepat dan melakukan tindakan yang tepat. Berikut struktur ideal untuk masing-masing tujuan utama website.
1. Struktur Website untuk Branding
Fokus: membangun identitas, kredibilitas, dan kepercayaan.
Struktur yang direkomendasikan:
- Hero + nilai utama brand
- Tentang Kami / Profil
- Layanan atau bidang keahlian
- Testimoni atau bukti sosial
- Galeri / Dokumentasi
- Cerita brand (Story / Journey)
- Kontak atau CTA Konsultasi
Catatan:
Gunakan visual yang konsisten, tone komunikasi yang jelas, dan narasi yang menceritakan siapa Anda serta apa yang membuat Anda berbeda.
3. Struktur Website untuk Penjualan / Konversi
Fokus: menghasilkan lead, booking, atau transaksi.
Struktur yang direkomendasikan:
- Hero dengan offer yang jelas
- Manfaat utama / problem yang diselesaikan
- Detail layanan atau produk
- Testimoni dan bukti sosial
- Paket harga atau pilihan penawaran
- FAQ untuk mengatasi keberatan
- CTA utama (WhatsApp, form booking, checkout)
Catatan:
Minimalkan distraksi. Navigasi sederhana dan jelas. CTA harus mudah ditemukan.
3. Struktur Website untuk Portofolio
Fokus: menampilkan hasil kerja secara profesional dan menarik.
Struktur yang direkomendasikan:
- Hero dengan positioning
- Galeri proyek unggulan
- Daftar klien atau kategori pekerjaan
- Studi kasus (opsional namun sangat efektif)
- Layanan (jika ada)
- Testimoni
- Kontak / booking
Catatan:
Pastikan setiap karya diberi konteks: tantangan, proses, hasil.
Struktur Website untuk Edukasi
Fokus: memberikan informasi yang terstruktur dan memperkuat otoritas.
Struktur yang direkomendasikan:
- Hero dengan tujuan edukasi
- Kategori artikel
- Artikel terbaru
- Artikel populer / rekomendasi
- Panduan atau seri konten
- Tentang penulis / organisasi
- CTA halus (newsletter, konsultasi, layanan)
Catatan:
Gunakan struktur navigasi yang rapi agar pengunjung mudah menemukan konten.
Penutup
Menentukan tujuan website adalah langkah yang sering diabaikan, padahal menjadi fondasi dari seluruh proses pembuatan website. Tanpa arah yang jelas, website hanya menjadi etalase online tanpa fungsi yang berarti. Sebaliknya, ketika tujuan ditetapkan sejak awal, setiap elemen, mulai dari desain, struktur, hingga konten, dapat bekerja selaras untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Empat tujuan utama website: branding, penjualan, portofolio, dan edukasi, masing-masing memiliki karakter dan kebutuhan yang berbeda. Dengan memahami perbedaannya, Anda bisa menentukan strategi yang paling tepat untuk bisnis atau personal brand Anda. Termasuk apakah perlu menggabungkan beberapa tujuan sekaligus atau fokus pada satu arah dominan.
Pada akhirnya, website yang efektif bukanlah yang paling ramai elemen atau paling indah tampilannya, tetapi yang paling tepat menjawab kebutuhan bisnis dan audiensnya. Jika Anda sedang merencanakan pembuatan website dan ingin memastikan hasilnya fokus, profesional, serta sesuai tujuan, Anda dapat mulai berkonsultasi melalui layanan pembuatan website profesional Dewatara Creative.

