Banyak pemilik bisnis merasa sudah mengambil langkah besar ketika akhirnya membuat website. Harapannya sederhana, setelah website online, pelanggan mulai berdatangan, penjualan meningkat, dan brand terlihat lebih profesional. Namun yang terjadi sering kali sebaliknya. Website sudah jadi, tetapi hampir tidak ada pengunjung, tidak muncul di Google, dan tidak menghasilkan apa-apa.
Situasi ini membuat banyak orang bingung. Mereka mulai bertanya-tanya, apakah desain websitenya kurang bagus? Apakah harus ganti template, beli plugin baru, atau bahkan membuat ulang dari awal? Padahal masalahnya bukan di teknologinya saja, melainkan pada fondasi yang kurang tepat sejak proses pembuatan.
Kesalahan #1: Tidak Punya Tujuan yang Jelas
Banyak website dibuat hanya karena “harus punya website”, bukan karena memahami apa yang ingin dicapai dari website tersebut. Akibatnya, proses pembuatan berjalan tanpa arah, desain dipilih karena terlihat menarik, konten dibuat sekadarnya, dan halaman disusun tanpa mempertimbangkan perjalanan pengunjung.
Masalah utama dari tidak memiliki tujuan adalah website menjadi tidak fokus. Pengunjung datang, melihat sekilas, lalu bingung harus melakukan apa. Tidak ada alur yang memandu mereka, tidak ada pesan utama yang menonjol, dan tidak ada tujuan bisnis yang benar-benar didorong dari dalam website.
Cara menghindarinya adalah dengan memulai dari pertanyaan fundamental:
Website ini dibuat untuk apa? Apakah untuk mendapatkan leads? Menjual produk? Meningkatkan kepercayaan? Menjelaskan layanan?
Setelah tujuan ditetapkan, barulah struktur halaman, konten, hingga call-to-action dapat dirancang dengan tepat. Dengan cara ini, setiap elemen website memiliki alasan keberadaannya dan bekerja membantu bisnis mencapai tujuan yang diinginkan.
Kesalahan #2: Fokus ke Desain, Lupa Struktur dan User Experience
Salah satu kesalahan paling umum saat membuat website adalah terlalu terpaku pada tampilan visual. Banyak pemilik bisnis menghabiskan banyak waktu memilih warna, bentuk tombol, atau gaya ilustrasi, tetapi lupa bahwa yang jauh lebih penting adalah bagaimana pengunjung memahami informasi dan menavigasi website tersebut.
Desain yang indah tidak selalu berarti efektif. Jika pengunjung kesulitan menemukan informasi penting, tidak tahu langkah selanjutnya, atau kebingungan memahami alur halaman, maka website yang terlihat “wow” tetap tidak akan menghasilkan apa-apa. User experience yang buruk membuat pengunjung cepat pergi, bahkan sebelum mereka membaca nilai atau layanan yang ditawarkan.
Untuk menghindarinya, selalu mulai dari struktur dan alur. Susun informasi berdasarkan prioritas pengunjung, apa yang harus mereka lihat dulu, apa yang menjawab kebutuhan mereka, dan apa tindakan yang harus mereka ambil setelahnya. Gunakan layout yang bersih, heading yang jelas, teks yang ringkas, serta navigasi yang sederhana.
Ketika struktur sudah solid dan user journey jelas, barulah desain visual menjadi pemanis yang memperkuat pesan, bukan menutupinya.
Kesalahan #3: Konten Minim atau Tidak Relevan
Banyak website terlihat modern dan profesional dari sisi desain, tetapi ketika pengunjung mulai membaca, isinya sangat minim. Hanya ada satu paragraf singkat tentang bisnis, beberapa poin layanan, dan sedikit informasi yang tidak memberikan value nyata. Padahal, konten adalah fondasi utama yang membangun kepercayaan dan membantu calon pelanggan memahami apa yang sebenarnya Anda tawarkan.
Konten yang terlalu sedikit atau tidak relevan membuat website terasa kosong. Pengunjung tidak mendapatkan jawaban atas masalah mereka, tidak memahami apa keunggulan bisnis, dan akhirnya tidak merasa terdorong untuk mengambil tindakan. Lebih buruk lagi, website dengan konten minim juga hampir tidak mungkin bersaing di Google, sehingga sulit mendapatkan trafik organik.
Cara menghindarinya adalah dengan membuat konten yang berpusat pada kebutuhan pengguna. Jelaskan masalah umum yang mereka hadapi, solusi yang Anda tawarkan, bagaimana layanan bekerja, dan manfaat apa yang akan mereka dapatkan. Gunakan bahasa yang sederhana, jelas, dan tidak teknis agar mudah dipahami audiens umum.
Konten yang kuat bukan hanya membuat website lebih informatif, tetapi juga meningkatkan kepercayaan, memperbaiki performa SEO, dan membantu website bekerja sebagai mesin penghasil leads yang konsisten.
Kesalahan #4: Mengabaikan Mobile Optimization
Meskipun sebagian besar pengunjung saat ini mengakses website melalui smartphone, banyak website yang masih dirancang dengan fokus utama pada tampilan desktop. Akibatnya, ketika dibuka di layar kecil, susunannya berantakan, teks terlalu kecil, tombol sulit ditekan, atau gambar memenuhi seluruh layar tanpa kontrol.
Pengalaman buruk di mobile membuat pengunjung langsung meninggalkan website, terlepas dari seberapa bagus desainnya di desktop. Ini juga berdampak pada penilaian mesin pencari seperti Google, karena performa mobile menjadi salah satu faktor penting dalam penentuan ranking. Website yang tidak optimal di mobile akan dianggap kurang layak untuk ditampilkan pada hasil pencarian.
Untuk menghindari masalah ini, adopsi pendekatan mobile-first. Periksa setiap section di layar smartphone, apakah mudah dibaca, tombol mudah diklik, dan apakah alurnya tetap jelas? Pastikan spacing cukup, ukuran teks nyaman, dan gambar tidak terlalu berat. Gunakan layout yang sederhana serta elemen yang fleksibel agar tampilan tetap rapi di berbagai ukuran layar.
Dengan mobile experience yang baik, website terasa lebih profesional, lebih nyaman digunakan, dan lebih mudah dipercaya oleh pengunjung.
Kesalahan #5: Website Lambat karena Beban Berat
Kecepatan adalah faktor krusial yang sering diabaikan saat membuat website. Banyak pemilik bisnis fokus pada tampilan visual dan fitur tambahan, tetapi tidak menyadari bahwa setiap elemen yang ditambahkan, gambar besar, plugin berlebihan, efek animasi, membawa konsekuensi terhadap performa. Hasilnya, website terlihat menarik tetapi lambat untuk dimuat.
Website yang lambat langsung merugikan dari berbagai sisi. Pengunjung cenderung pergi dalam hitungan detik jika halaman tidak terbuka dengan cepat. Tingkat konversi menurun, kepercayaan tergerus, dan performa SEO ikut terdampak karena Google secara aktif menilai kecepatan sebagai salah satu faktor ranking. Bahkan jika konten dan desain sudah bagus, kecepatan yang buruk tetap membuat website tidak efektif.
Untuk menghindarinya, optimalkan semua elemen sejak awal. Kompres gambar sebelum upload, gunakan format modern seperti WebP, dan batasi penggunaan plugin hanya pada kebutuhan penting, bukan untuk fitur kecil yang bisa dikerjakan manual. Pilih hosting yang cepat dan stabil, serta manfaatkan CDN untuk mempercepat distribusi konten. Pastikan juga tema yang digunakan ringan dan tidak membebani server.
Ketika website memuat dengan cepat, pengalaman pengunjung meningkat drastis, dan setiap upaya pemasaran menjadi lebih efektif.
Kesalahan #6: Mengabaikan SEO Dasar
Banyak website selesai dibuat tanpa mempertimbangkan bagaimana orang akan menemukannya. Padahal, tanpa optimasi dasar SEO, website berpotensi menjadi “pulau terisolasi” di internet, ada, tetapi tidak terlihat siapa pun. Ini adalah kesalahan umum yang sering terjadi karena pemilik bisnis mengira SEO adalah sesuatu yang rumit atau hanya perlu dilakukan oleh ahli teknis.
Faktanya, SEO dasar justru sangat sederhana dan bisa diterapkan sejak awal. Mengabaikan hal-hal seperti struktur heading yang benar, penggunaan meta title dan deskripsi, kecepatan website, serta kualitas konten akan membuat website sulit muncul pada hasil pencarian. Tanpa visibilitas di Google, potensi trafik organik tidak pernah terwujud meskipun desain dan fitur sudah optimal.
Cara menghindarinya adalah dengan menerapkan langkah-langkah SEO yang fundamental. Mulai dari riset keyword sederhana untuk memahami apa yang dicari calon pelanggan, kemudian gunakan hasilnya untuk membentuk judul halaman, struktur konten, dan heading. Pastikan setiap halaman memiliki meta title dan meta description yang informatif. Tambahkan konten edukatif secara berkala, gunakan alt text pada gambar, serta pastikan website cepat dan mobile-friendly.
Dengan menerapkan SEO dasar, website tidak hanya terlihat bagus, tetapi juga mudah ditemukan dan dapat menarik pengunjung secara konsisten tanpa biaya iklan.
Kesalahan #7: Tidak Ada CTA atau CTA Tidak Jelas
Salah satu alasan utama mengapa website tidak menghasilkan leads atau penjualan adalah karena tidak memiliki call-to-action (CTA) yang jelas. Banyak pemilik bisnis fokus pada tampilan dan konten, tetapi lupa bahwa pengunjung membutuhkan arahan tentang apa yang harus dilakukan setelah membaca informasi di halaman.
Tanpa CTA, pengunjung hanya akan “melihat-lihat” lalu pergi. Bahkan jika mereka tertarik, mereka mungkin tidak tahu langkah berikutnya, apakah harus menghubungi Anda? Mengisi form? Konsultasi? Membeli? Ketidakjelasan ini membuat website gagal menjalankan fungsinya sebagai alat konversi.
Untuk menghindarinya, tentukan satu tujuan utama di setiap halaman, kemudian tempatkan CTA yang mendukung tujuan tersebut. Gunakan teks yang spesifik dan langsung, seperti “Konsultasi Gratis”, “Lihat Daftar Layanan”, atau “Mulai Pesan Sekarang”. Pastikan tombol mudah terlihat, konsisten, dan muncul di beberapa titik strategis, termasuk di bagian awal, tengah, dan akhir halaman.
CTA yang jelas membuat pengunjung merasa diarahkan dengan baik dan mempermudah mereka mengambil tindakan, sehingga website lebih efektif dalam menghasilkan hasil bisnis nyata.
Kesalahan #8: Menggunakan Plugin Berlebihan
WordPress menawarkan ribuan plugin yang siap dipasang hanya dengan satu klik. Ini sering membuat pemilik website tergoda untuk menambahkan plugin untuk hampir semua kebutuhan, termasuk fungsi sederhana yang sebenarnya bisa dibuat manual atau sudah tersedia di dalam tema. Akibatnya, website menjadi berat, rentan error, dan sulit dipelihara.
Setiap plugin membawa beban tambahan, baik dari sisi file, script, maupun kompatibilitas. Semakin banyak plugin, semakin tinggi risiko konflik antar-plugin, potensi bug, dan penurunan performa. Selain itu, plugin yang tidak diperbarui atau tidak terpercaya dapat membuka celah keamanan yang membahayakan website dalam jangka panjang.
Untuk menghindari masalah ini, buat batasan yang jelas dalam penggunaan plugin. Pasang hanya plugin yang benar-benar penting bagi fungsionalitas inti website, seperti keamanan, formulir, caching, atau kebutuhan operasional utama lain. Evaluasi juga apakah suatu fungsi bisa dibuat langsung melalui theme builder atau kode ringan. Dan pastikan setiap plugin yang digunakan memiliki reputasi baik, ulasan positif, serta aktif diperbarui oleh developernya.
Dengan pendekatan selektif dan minimalis, website menjadi lebih cepat, lebih stabil, dan lebih mudah dikelola dalam jangka panjang.
Kesalahan #9: Tidak Memikirkan Keamanan
Keamanan sering dianggap sebagai hal sekunder saat membuat website. Banyak pemilik bisnis beranggapan bahwa website kecil atau baru tidak akan menjadi target serangan. Padahal, mayoritas serangan otomatis tidak memilih target, mereka mencari kerentanan, bukan ukuran bisnis. Website tanpa perlindungan dasar sangat mudah terkena malware, deface, atau bahkan kehilangan seluruh data penting.
Ketika keamanan diabaikan, risikonya bukan hanya downtime. Reputasi bisa ikut rusak, data pelanggan bisa hilang, dan proses pemulihan sering kali memakan waktu serta biaya. Bahkan website yang dibangun dengan tema dan plugin premium tetap rentan jika tidak disertai langkah-langkah keamanan yang tepat.
Untuk menghindarinya, implementasikan perlindungan dasar sejak awal. Gunakan SSL agar koneksi terenkripsi, aktifkan firewall tingkat aplikasi, batasi percobaan login, dan pasang plugin keamanan yang terpercaya. Pastikan juga semua tema dan plugin rutin diperbarui, karena celah keamanan biasanya ditemukan pada versi lama. Dan yang paling penting, siapkan sistem backup otomatis agar Anda selalu memiliki cadangan jika hal yang tidak diinginkan terjadi.
Dengan keamanan yang terjaga, website menjadi lebih stabil, lebih terlindungi, dan lebih dapat diandalkan untuk menunjang operasional bisnis.
Kesalahan #10: Tidak Menyiapkan Sistem Maintenance
Banyak website dibuat dengan semangat tinggi di awal, tetapi kemudian dibiarkan begitu saja setelah selesai. Tidak ada pengecekan rutin, tidak ada update, tidak ada pemantauan performa. Padahal, WordPress adalah ekosistem yang terus berkembang, tema, plugin, dan inti platform selalu diperbarui. Jika website tidak dipelihara, berbagai masalah cepat atau lambat akan muncul.
Website yang tidak pernah di-maintain akan mengalami penurunan performa, muncul error, bahkan rawan diretas karena menggunakan komponen versi lama. Selain itu, konten yang tidak pernah diperbarui membuat pengunjung mengira bahwa bisnis tidak aktif atau kurang serius dalam membangun kredibilitas online.
Untuk menghindarinya, siapkan sistem maintenance yang terstruktur. Buat jadwal update rutin untuk WordPress core, tema, dan plugin. Lakukan backup otomatis secara berkala dan simpan di penyimpanan eksternal. Pantau performa website minimal bulanan, termasuk kecepatan, uptime, dan error log. Jika memungkinkan, dokumentasikan semua perubahan agar proses troubleshooting lebih mudah di masa depan.
Dengan sistem maintenance yang baik, website tetap cepat, aman, dan stabil, sehingga dapat bekerja optimal sebagai aset digital jangka panjang bagi bisnis.
Penutup
Membangun website yang efektif bukan hanya soal memilih desain yang menarik atau menggunakan teknologi terbaru. Fondasinya ada pada pemahaman yang tepat tentang tujuan bisnis, kebutuhan pengguna, dan cara menyusun struktur serta konten yang benar. Kesalahan-kesalahan yang dibahas di atas sebenarnya sangat umum, tetapi kabar baiknya adalah hampir semuanya bisa diperbaiki dengan langkah yang terarah.
Jika Anda sudah memiliki website, gunakan daftar ini sebagai bahan evaluasi. Periksa apakah website Anda sudah memenuhi standar dasar yang diperlukan untuk tampil profesional, mudah ditemukan, dan benar-benar mendukung pertumbuhan bisnis. Jika Anda sedang merencanakan website baru, mulai dengan fondasi yang tepat akan menghemat banyak waktu, energi, dan biaya di masa depan.
Bagi Anda yang membutuhkan pendampingan lebih lanjut atau ingin memastikan website dibangun dengan pendekatan yang benar sejak awal, Anda bisa mempertimbangkan untuk menggunakan layanan pembuatan website yang dirancang untuk membantu UMKM dan personal brand memiliki website modern, cepat, dan mudah dikelola. Dengan pendampingan yang tepat, website tidak hanya menjadi tampilan online, tetapi menjadi aset bisnis yang bekerja setiap hari untuk Anda.

